PERMAINAN TRADISIONAL BENTENG
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas
mata
kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga
oleh:
Seni
Ida Fazriah (1404390)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,
penyusunan makalah dengan judul Permaian
Tradisional Benteng ini dapat terselesaikan. Tidak lupa shalawat serta
salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang telah senantiasa membimbing penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah
ini penulis susun dengan tujuan untuk memberikan informasi serta menambah
wawasan kepada para pembaca mengenai permainan tradisional benteng yang saat
ini sudah jarang dimainkan oleh anak-anak seiring dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi. Sehingga penulis tertarik untuk mengulas kembali permainan
tradisional tersebut.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan
yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan khususnya dalam penyajian materi.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sebagai masukan untuk kami di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, 16
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan
perkembangan zaman dan semakin canggihnya teknologi, anak-anak masa kini lebih
akrab dengan gadget-nya sendiri.
Mereka tidak menyadari bahwa ketika mereka bermain dengan gadget-nya tersebut akan menimbulkan sifat individualis dan
anti-sosial. Sosialisasi dengan teman sebayanya itu sangatlah penting,
mengingat hakikat manusia yang dilahirkan sebagai makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri. Apalagi diusia anak-anak yang cenderung ingin menemukan
hal-hal baru dari orang-orang disekitarnya.
Zaman dahulu
sebelum teknologi canggih bermunculan, anak-anak lebih sering menghabiskan
waktunya bermain diluar bersama teman sebayanya. Banyak sekali permainan
tradisional yang mereka mainkan. Permainan-permainan tersebut memiliki banyak
manfaat dan berbagai pelajaran yang dapat diambil. Hanya saja pada masa
sekarang permainan-permainan tersebut sudah jarang dimainkan.
Salah satu
permainan tradisional yang menyenangkan adalah permainan benteng. Dimana dalam
permainan tersebut terdapat berbagai pelajaran yang dapat diambil. Misalnya,
belajar untuk sportifitas, kekompakan, dan kebersamaan.
1.2
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang
tersebut diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah, sebagai berikut.
1.
Bagaimana asal usul permainan tradisional
benteng?
2.
Apa saja alat-alat yang harus dipersiapkan untuk
memainkan permainan tradisional benteng?
3.
Bagaimana cara bermain permainan tradisional
benteng?
4.
Apa saja manfaat dari permainan tradisional
benteng?
1.3
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah,
sebagai berikut.
1.
Memahami asal usul permainan tradisional
benteng.
2.
Mengetahui alat-alat yang dibutuhkan dalam
permainan tradisional benteng.
3.
Memahami cara bermain permainan tradisional
benteng.
4.
Mengetahui manfaat dari permaian tradisional
benteng.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Permainan
Tradisional Benteng
Benteng adalah
permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4
sampai dengan 8 orang.
Masing-masing grup memilih suatu tempat
sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai “benteng”. Olahraga
tradisional “benteng” merupakan permainan asli budaya bangsa Indonesia yang
berkembang diberbagai daerah di Indonesia dengan nama permainan berbeda. Dalam
buku Peraturan Permainan Benteng yang diterbitkan Direktorat Keolahragaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 1985, menyebutkan bahwa
sejarah perkembangan permainan “benteng” ini tidak diketahui dengan pasti, yang
jelas sejak masa anak-anak dan dimasa generasi kakek dan nenek, permainan ini
sudah dikenal, digemari dan dimainkan oleh rakyat.
Permainan ini
disebut “benteng”, karena masing-masing regu pada hakikatnya berusaha saling
menyerang dan mempertahankan bentengnya, juga berusaha menghindarkan diri dari
tangkapan/sentuhan musuhnya agar tidak tertawan. Permainan olahraga tradisional
ini sangat menarik, walaupun dibeberapa daerah mempunyai nama dan sebutan
berbeda, namun hakekatnya permainannya hampir serupa. Dikatakan hampir serupa,
karena ada perbedaan yang tidak merubah makna dan pengertian untuk saling
mempertahankan bentengnya.
Dalam buku
tersebut juga menjelaskan bahwa data yang diperoleh, permainan yang hampir
bersamaan dengan permainan ini ada juga di daerah lainnya, seperti (1) Provinsi
Lampung, nama permainannya : Main Benteng, Gamit Tikam, dan Kecubung Minta Api
(2) Provinsi Jambi namanya : Merebut Benteng (3) Provinsi Kalimantan Tengah
namanya Tawanan (4) Provinsi Nusa Tenggara Timur namanya Hakdiuk Lise (5)
Provinsi Bengkulu namanya Sekejar (6) Daerah Khusus Ibukota Jakarta namanya Benteng.
Di Provinsi Jawa Timur juga terdapat permainan yang mirip namun berbeda nama
dan memiliki ciri khas berbeda dari daerah lainnya, seperti di daerah Kabupaten
Pamekasan diberi nama “Chu”, sedangkan di daerah Jember diberi nama “Chucuan”.
Bentuk permainannya sama, tetapi ketika berlari dan mengejar lawan wajib
membunyikan kata “Chuuuuuuuuu”, tidak boleh berhenti ketika belum kembali pada
posisi bentengnya.
Permainan
“Benteng” adalah salah satu permainan asli rakyat Indonesia yang perlu dibina
dan dilestarikan, mengingat dalam permainan tersebut mengandung unsur positif
dan mempunyai sifat permainan untuk perlu dilestarikan, yaitu mengandung unsur
massal, murah, manarik, serta menggembirakan. Secara terselubung bahwa olahraga
permainan “Benteng” ini merupakan suatu kegiatan kebudayaan yang di dalamnya
terdapat unsur kesehatan, sportifitas, keindahan, kejujuran, kesetiakawanan
(solidaritas), keuletan, ketekunan, dan kebanggaan nasional apabila hal ini
dilakukan secara teratur, terencana, dan terpimpin.
2.2
Alat yang Dibutuhkan
dalam Permainan Benteng
Adapun alat-alat atau persiapan
yang dibutuhkan untuk memainkan permainan tradisional benteng tersebut, adalah
sebagai berikut.
1. Tempat/Lapangan,
bentuk persegi panjang, ukuran 50 m x 50 m, daerah benteng berbentuk lingkaran
berdiameter 3 meter. Lingkaran tersebut dengan jarak 10 meter dari garis
belakang dan garis samping. Lapangan ditandai dengan garis selebar 5 cm.
Sedangkan daerah tawanan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 meter x 1
meter.
2. Peralatan,
meliputi: (a) Bendera dua helai 30 cm x 20 cm dengan warna yang berbeda; (b)
Tiang bendera dua meter dari permukaan tanah dengan garis menengah 5 cm; (c) Garis
menggunakan kapur/cat/line paper; (d) Sempritan; (e) Jam/stopwatch; dan (f)
nomor dada.
3. Waktu
dan lamanya permainan 2 x 25 menit dengan istirahat 10 menit.
4. Setiap
regu terdiri dari 10 orang, cadangan 2 orang.
Cukup mudah dan tidak
diperlukan biaya yang besar untuk memainkan permainan tradisional benteng
tersebut. Peralatan yang digunakan pun bisa diganti dengan alat lain yang
memungkinkan untuk tidak mengeluarkan biaya.
2.3 Cara Bermain Permainan Benteng
Cara memainkan permainan ini,
cukup terbilang mudah. Berikut adalah cara-cara atau langkah-langkah memainkan
permainan tradisional benteng.
1. Sebelum
permainan dimulai diadakan undian.
2. Regu
yang menang undian memulai permainan dengan cara keluar dari benteng untuk
memancing lawan.
3. Setiap
pemain berfungsi sebagai pemancing atau yang dikejar dan juga sebagai pengejar.
Ia akan menjadi pengejar regu lawan, apabila lawan lebih dahulu meninggalkan
bentengnya dan ia akan menjadi orang yang dikejar oleh lawan apabila ia
belakangan meninggalkan bentengnya.
4. Anggota
regu yang tertangkap akan menjadi tawanan dari pihak lawan.
5. Cara
menangkap cukup dengan menyentuh bagian badan dari lawan.
6. Tawanan
yang berkumpul di daerah tawanan, dapat bebas kembali apabila teman regunya
yang belum tertangkap dapat membebaskan dengan jalan menyentuh bagian badannya.
Tawanan yang lebih dari satu orang, semuanya dapat dibebaskan dengan jalan
menyentuh salah seorang tawanan apabila satu sama lain dalam keadaan
berpegangan/bergendengan.
7. Kapten
regu ditandai dengan ban/pita dilengan kanan dan bertugas mengatur setiap
anggota regunya. Bila kapten regu tertangkap, tugas diserahkan kepada salah
seorang anggota regu.
8. Benteng
satu regu dinyatakan terbakar, apabila salah seorang dari regu lawan dapat
membakar benteng dengan cara menginjakkan salah satu kakinya di daerah benteng
lawan.
9. Setelah
salah satu regu benteng terbakar, permainan dilanjutkan dengan regu yang
berhasil membakar berfungsi sebagai pemancing.
10. Pemain
yang keluar dari garis lapangan permainan dianggap tertangap.
11. Pergantian
pemain berlangsung setiap regu diperbolehkan mengadakan pergantian pemain
sebanyak 2 kali.
12. Wasit,
pembantu wasit, dan pencatat: (a) Pertandingan dipimpin oleh seorang wasit dan
dua orang pembantu wasit; (b) Tugas wasit, memimpin jalannya pertandingan; (b)
Tugas pembantu wasit ialah membantu wasit, khusus dalam hal memancing,
mengawasi garis, mengawasi tahanan dan pembakaran benteng; (d) Pencatat
bertugas mencatat nilai yang diperoleh masing-masing regu dan mengawasi
penggantian pemain.
13. Penilaian
dan pentuan pemenang: (a) Regu yang dapat membakar benteng lawannya mendapat
nilai satu, regu yang paling banyak membakar benteng lawannya dinyatakan
sebagai pemenang; (b) Apabila pada akhir pertandingan kedua regu mendapat nilai
yang sama, maka diadakan pertandingan perpanjangan 2 x 5 menit tanpa istirahat;
(c) Apabila masih tetap sama, maka ditentukan dengan undian/tos.
2.4
Manfaat Permainan
Benteng
Dalam suatu permainan
tradisional, selain menyenangkan tentunya terdapat pelajaran dan pesan moral
yang dapat diambil. Ternyata permainan benteng ini memiliki banyak manfaat yang
tidak semua anak-anak menyadarinya. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai
berikut.
1.
Dapat melatih
kecepatan dan kelincahan dalam berlari.
2.
Dapat melatih daya
tahan serta kekuatan karena dalam permainan ini pemain dituntut untuk terus
berlari.
3.
Selain itu permainan
ini juga dapat memupuk kerja sama antar kelompok.
Jadi, permainan “benteng” ini selain
menyenangkan dan menghibur juga bisa memberikan kebugaran jasmani. Permainan
ini harus dilestarikan di tengah era globalisasi seperti zaman sekarang, karena
sangat menghibur juga menyehatkan, serta banyak pelajaran yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pemaparan pada BAB 2, maka
dapat disimpulkan bahwa benteng adalah
permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4
sampai dengan 8 orang.
Masing-masing grup memilih suatu tempat
sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai “benteng”. Tujuan utama
permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih “benteng” lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata “benteng”. Kemenangan juga bisa diraih
dengan “menawan” seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa
yang berhak menjadi “penawan” dan yang “tertawan” ditentukan dari waktu terakhir saat si “penawan”
atau “tertawan” menyentuh “benteng” mereka masing-masing. Selain permainan ini
menyenangkan, banyak manfaat yang didapat oleh setiap orang yang memainkannya.
Oleh sebab itu, permainan tradisional ini patut dilestarikan, termasuk
permainan tradisional yang lainnya.
3.2
Saran
Saran yang dapat disampaikan,
yaitu tetaplah melestarikan permainan-permainan tradisional, karena dalam
permainan tersebut terdapat pelajaran yang dapat diambil dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, permainan tradisional mengajarkan kita
untuk selalu bersosialisasi dengan orang-orang dibandingkan dengan memainkan
permainan yang banyak terdapat di gadget
pada masa sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Adisuyanto.
(2012). “Olahraga Tradisional Benteng”.
[Online]. Tersedia: http://ortrad.blogspot.co.id/2012/11/olahraga-tradisional-benteng.html
yang direkam pada November 2012. [16 Oktober 2015].
Septria,
Fanny. (2012). “Permainan Tradisional
Benteng”. [Online]. Tersedia: http://fannyseptria.blogspot.co.id/2012/11/permainan-tradisional-benteng.html
yang direkam pada November 2012. [16 Oktober 2015].
Wikipedia.
“Benteng (permainan)”. [Online].
Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Benteng_(permainan) [16 Oktober 2015].